Konsep dalam Definisi ABC
Bermacam Macam / / July 04, 2021
Oleh Javier Navarro, pada bulan Mei. 2017
Seperti banyak konsep lainnya, eksoterisme memperoleh arti sebenarnya jika kita membandingkannya dengan antonimnya, esoterisme. Keduanya adalah istilah umum yang dapat diterapkan pada doktrin filosofis atau agama kuno tertentu.
Eksoterisme versus esoterisme
Di sekolah filsafat Yunani Kuno ada perbedaan yang jelas antara dua jenis pengetahuan: beberapa untuk inisiat dan yang lain untuk elit intelektual dan spiritual. Dengan demikian, karya-karya Aristoteles dibagi menjadi dua kategori: esoteris dan eksoteris. Yang pertama ditujukan untuk murid-muridnya di Lyceum dan di dalamnya dimungkinkan untuk mengetahui secara mendalam subjek tertentu, seperti logika, etika atau metafisika Aristotelian. Mengenai karya-karya eksoteris, perlu dicatat bahwa tidak ada satupun yang dilestarikan, namun melalui beberapa referensi diketahui bahwa karya-karya tersebut ditujukan untuk masyarakat non-khusus.
Perbedaan awal antara esoterisme dan eksoterisme ini telah menjadi acuan bagi beberapa agama atau aliran filsafat dunia kuno. Dalam pengertian ini, perlu diingat bahwa tentang Plato, guru Aristoteles, karya-karya eksoteris dilestarikan, yaitu karya-karya yang ditujukan untuk masyarakat umum.
Eksoterisme bukanlah pengetahuan konkret tetapi mengacu pada tingkat pengetahuan yang lebih rendah daripada esoterisme.
Dengan cara ini, seorang inisiat dalam sebuah doktrin menemukan dirinya berada di alam eksoteris, sementara seseorang yang mengetahuinya secara mendalam sekolah Filosofis ada di bidang esoteris.
Di beberapa agama, khususnya Islam dan Yudaisme, masih dibuat perbedaan yang jelas antara kedua konsep tersebut untuk membatasi tingkat kedalaman pengetahuan. Para alkemis dari Abad Pertengahan mereka juga membagi ilmunya menjadi dua cetak biru: tulisan ini disiplin adalah bagian dari eksoterisme dan penafsiran mendalam milik ranah esoterisme.
Sejak abad ke-19, perbedaan klasik antara kedua konsep tersebut menghilang.
Dengan penyebaran pengetahuan di sekolah dan di tingkat universitas, dunia akademik Abad ke-19 meninggalkan perbedaan tradisional antara eksoterisme dan esoterisme. Dengan cara ini, semua disiplin bersifat eksoteris, karena ditujukan kepada siapa saja yang ingin mempelajarinya.
Konsep esoterik memperoleh makna baru dan mulai digunakan untuk merujuk pada seperangkat disiplin ilmu non-ilmiah yang memiliki dimensi spiritual dan misterius, seperti tantrisme, teosofi, astrologi atau okultisme. Disiplin yang merupakan bagian dari esoterisme membentuk apa yang disebut ilmu gaib.
Foto: Fotolia - Patrick / Starblue
Topik dalam Eksoterisme