Konsep dalam Definisi ABC
Bermacam Macam / / November 13, 2021
Oleh Javier Navarro, pada Januari 2016
Konsep menjadi memiliki arti yang berbeda. Pertama-tama, itu identik dengan menjadi sesuatu atau menjadi dan digunakan sebagai kultus (misalnya, keinginan terbesarnya adalah menjadi ilmuwan NASA). Di sisi lain, menjadi setara dengan terjadi atau terjadi dan terkait dengan berlalunya waktu dan konsekuensinya (jalannya peristiwa menyebabkan dia mengundurkan diri dari posisinya sebagai politisi). Akhirnya, menjadi adalah konsep dari filsafat.
Menjadi masalah filosofis
Gagasan menjadi mengacu pada proses di mana sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Dalam pengertian ini, dalam metafisika apa yang tidak berubah dikenal sebagai ada dan, sebaliknya, ada perubahan, yaitu apa yang menjadi sesuatu yang lain. Ini menyiratkan bahwa menjadi sebagai ide mengungkapkan cara yang berbeda untuk menjadi sesuatu.
Dalam filsafat kita berbicara tentang masalah menjadi, yang setara dengan masalah perubahan. Dengan kata lain, dari filsafat telah dicari penjelasan yang memungkinkan kita memahami mengapa segala sesuatu berubah, yang kadang-kadang disebut sebagai
awal mengubah.Para filsuf Ionia menganggap perlu untuk memahami apa yang tersisa di dalam apa yang berubah, apa yang menjadi. Orang-orang Pythagoras memahami bahwa perubahan dan keragaman penjelmaan dapat diekspresikan melalui matematika. Heraclitus mengidentifikasi realitas dengan menjadi, karena segala sesuatu berubah dan tidak ada yang tersisa.
Sebaliknya, Parmenides mengatakan bahwa perubahan itu jelas, karena gagasan menjadi rasional menyiratkan tidak adanya perubahan (jika sesuatu berhenti menjadi logis, itu tidak dan apa yang tidak berarti). Masalah menjadi sebagai pertanyaan filosofis telah melintasi sejarah pikiran dari Yunani sampai sekarang.
Hari ini masalah menjadi terus diperdebatkan. Ada filosof yang berpendapat bahwa memahami menjadi sama dengan memahami kehidupan itu sendiri. Dalam pengertian ini, segala sesuatu yang manusiawi ditransformasikan dan diubah, yang berarti bahwa segala sesuatu tunduk pada penjelmaan: keberadaan manusia, sejarah, the bahasa, budaya atau ide.
Kita dapat mengatakan bahwa ada dua dimensi menjadi, satu dimensi material (perubahan fisik yang mempengaruhi individu) dan dimensi spiritual (misalnya, perubahan internal yang bersifat mental atau intelektual). Bagaimanapun, manusia tidak dapat mengabaikan masalah menjadi, karena semua realitas terkait dengan gagasan tentang waktu.
Menjadi dan dialektika
Gagasan menjadi filsafat memiliki hubungan langsung dengan gagasan dialektika, sebuah konsep kunci dalam sejarah pemikiran. Menjadi dan dialektika adalah ide-ide yang memungkinkan kita untuk memahami perubahan dan transformasi yang mempengaruhi manusia (misalnya, the .) memahami dialektika sejarah).
Foto: iStock - choja / poba
Topik dalam Menjadi