Pentingnya Kekeliruan Manusia Jerami
Bermacam Macam / / August 08, 2023
Dalam konteks pembahasan tentang jaringan sosial dan dalam setiap konfrontasi dialektis, digunakan argumen yang tidak selalu memiliki struktur yang valid. Bentuk argumentasi yang tidak tepat ini dikenal dengan istilah fallacy. Logisnya, tidak ada satu pun penalaran yang keliru tetapi ada modalitas yang berbeda: argumen iklan hominem, fallacy ad ignorantiam, fallacy ad verecundiam, generalisasi tergesa-gesa atau fallacy of the man of Sedotan. Semua argumen ini memiliki komponen yang menipu atau manipulatif.
Apa kekeliruan manusia jerami itu?
Argumen diserang dengan menyajikannya dengan cara yang sangat sederhana atau versi ide yang terdistorsi disajikan. Pada orang lain kata-kata, karikatur penalaran diproduksi untuk mendiskreditkannya. Singkatnya, dalam jebakan atau kekeliruan dialektis ini argumen fiktif digunakan untuk menyerang argumen yang sebenarnya.
Kekeliruan ini dapat memiliki dua kemungkinan varian atau interpretasi. Di satu sisi, seseorang belum cukup meminjamkan Perhatian pada kata-kata lawan bicaranya dan karena alasan ini ada distorsi yang jelas dalam jawabannya.
Di sisi lain, cukup sering orang yang menggunakan argumen rumit ini tahu betul bahwa penalarannya salah tetapi menggunakannya dengan maksud untuk mendiskreditkan lawan dialektis Anda (jangan lupa bahwa dalam banyak diskusi dan debat tampaknya mengalahkan lawan lebih penting daripada pertahanan yang jujur dari kebenaran).
Dua contoh ilustrasi
Seseorang mengklaim bahwa di kebijakan wakil rakyat diharapkan adalah orang-orang dengan pengalaman profesional dan sebelum pernyataan ini ada lawan bicara lain berpendapat bahwa tidak dapat diterima untuk menolak akses kaum muda ke ranah politik (pernyataan terakhir ini mendistorsi pesan awal).
Dalam sebuah forum tentang pendidikan seseorang berpendapat bahwa cara terbaik untuk mengurangi kejahatan adalah dengan meningkatkannya investasi dalam pendidikan dan orang lain menjawab bahwa korban kejahatan harus dilindungi (dalil dari Pembelaan para korban tidak membantah argumen investasi yang lebih besar dalam pendidikan untuk mengurangi kejahatan).
Dari mana metafora manusia jerami itu berasal?
Diyakini berasal dari konteks abad pertengahan, khususnya ketika para ksatria melatih keterampilan dan keterampilan mereka sebagai pejuang dengan berlatih melawan sosok manusia yang terbuat dari jerami. Jadi, seperti halnya sangat mudah untuk menjatuhkan orang-orangan sawah dalam perkelahian, juga sangat mudah untuk mendiskualifikasi seseorang dengan menyatakan sesuatu yang tidak mereka katakan atau dengan memutarbalikkan kata-kata mereka.
Gambar fotolia. nattapong
tulis komen
Berkontribusi dengan komentar Anda untuk menambah nilai, memperbaiki atau memperdebatkan topik.Pribadi: a) data Anda tidak akan dibagikan dengan siapa pun; b) email Anda tidak akan dipublikasikan; c) untuk menghindari penyalahgunaan, semua pesan dimoderasi.