Pengertian Membaca Kritis
Bermacam Macam / / July 04, 2021
Oleh Javier Navarro, pada Juni. 2014
Di sekolah dan pusat pendidikan anak-anak belajar membaca, untuk menulis, operasi matematika dan serangkaian pengetahuan dari semua jenis mata pelajaran. Tanpa ragu, setiap bidang pengetahuan itu penting. Tetapi membaca memiliki relevansi khusus karena mempengaruhi mata pelajaran apa pun. Baik dalam matematika, sejarah, atau ilmu pengetahuan Alam membaca harus digunakan sebagai sarana untuk memperoleh pemahaman yang memadai tentang isinya.
Membaca adalah ketrampilan intelektual yang dicapai sebagian besar anak setelah periode pelatihan. Seiring waktu, membaca menjadi lebih kompleks; menggabungkan kosakata yang lebih luas dan lebih khusus.
Dapat dikatakan bahwa sebagian besar populasi bisa membaca, tapi tidak semua orang mengerti apa yang mereka baca. Untuk itu, diperlukan pembacaan kritis. Ini terdiri dari pemahaman yang mendalam tentang teks atau dokumen yang sedang dibaca. Untuk mendapatkannya adalah
Tingkat kedewasaan dan pelatihan yang tinggi diperlukan.
Pembaca kritis adalah orang yang berdialog dengan teks. Tahu bagaimana menafsirkan semua informasi dengan cara yang lancar. Membaca kritis juga menyiratkan bahwa pembaca perdebatan dengan kata-kata. Ada sebuah sikap kritis dalam aktivitasnya dan tidak membatasi diri untuk menyusun kata-kata. Sikap kritis ini membutuhkan banyak bacaan sebelumnya. Kemampuan analitis adalah kunci dalam melakukan pembacaan kritis.
Sebuah teks dapat memiliki struktur yang kompleks. Isinya terkadang memiliki makna ganda. Ada permainan kata, bahasa Latin atau ekspresi bahasa lainnya, register populer, kutipan dan, pada akhirnya, kata-kata dalam teks memiliki banyak pendekatan. Konsekuensinya, jika kita ingin terampil membaca, harus kritis, mampu mempertanyakan isi. Jangan lupa bahwa penulis memiliki tujuan dalam pesannya (untuk menginformasikan, berkomentar, berdebat, menganalisa... ) dan pembaca harus memahami apa maksud sebenarnya. Bisa jadi pembacaan non-kritis membawa pembaca pada kesimpulan yang berlawanan dengan teks.
Ketika pembacaan kritis tidak dilakukan, terlihat pemiskinan bacaan. Untuk alasan ini, kami berbicara tentang fenomena buta huruf fungsional, yaitu orang yang dapat membaca tetapi tidak dapat mengasimilasi makna teks dengan benar.
Topik dalam Membaca Kritis